Karir

3 Kesalahan karir yang harus Anda lakukan (Namun sekali saja)

Saya tahu apa yang Anda pikirkan: Bukankah seharusnya membaca nasihat pada artikel secara online bertujuan untuk menghindari kesalahan yang fatal?

Namun terkadang, sebuah pelajaran tidak akan melekat hingga Anda mengalami kesalahan tersebut secara personal.

Setidaknya hal itulah yang saya alami sepanjang karir saya. Saya akui saya pernah membuat kesalahan yang cukup besar (siapa pun pasti pernah melakukannya), namun setiap kesalahan tersebut telah mengajarkan saya suatu hal yang sangat berharga yang mungkin tidak akan pernah saya dapatkan bila saya hanya membacanya dari sudut pandang orang lain. Dan setiap kejadian tersebut cukup memberitahukan dan memastikan bahwa saya tidak boleh melakukan kesalahan yang sama.

Jadi, jika Anda ingin membuat kesalahan dalam karir Anda, pastika melakukan tiga kesalahan ini, namun lakukan sekali saja.

Kesalahan #1: Mengumbar janji dan tidak mampu menyelesaikan

Jika Anda merupakan orang baru dalam dunia profesional, maka saya yakin bahwa Anda ingin membuat bos, klien, dan rekan kerja Anda terkesan. Dan saya yakin bahwa Anda akan melakukan apapun untuk membuktikannya.

Saya pernah merasakan hal tersebut beberapa tahun yang lalu, ketika saya menjabat sebagai manajer pada layanan kebersihan yang baru saja meluncurkan layanan kebersihan untuk tempat komersial. Kami sangat senang bahwa ada sebuah perusahaan hukum yang ingin menggunakan jasa kami untuk layanan kebersihan, namun ketika saya mengunjungi kantor tersebut untuk memberikan estimasi, saya tahu bahwa tim kecil kami tidak akan sanggup untuk menangani pekerjaan tersebut (kantornya benar-benar sangat besar).

Tetapi karena saya terlalu bersemangat untuk membuat atasan saya senang dengan nilai kontrak kerja yang sangat besar, dan ingin menyenangkan klien potensial kami karena beliau mengatakan akan merekomendasikan jasa perusahaan kami pada semua rekan bisnisnya. Sehingga untuk memastikan bahwa kami yang akan mendapatkan pekerjaan tersebut, maka saya mengatakan kepada klien saya mengenai seberapa teliti, detil, dan dapat diandalkannya karyawan saya. Saya terlalu menjual pengalaman perusahaan kami yang baru saja meluncurkan jasa kebersihan pada tempat komersial secara langsung.

Baca juga:  Apa itu pemodelan data?

Hanya dalam beberapa minggu bagi kantor hukum tersebut untuk menyadari bahwa kami tidak dapat menangani pekerjaan tersebut seperti yang sudah dijanjikan. Tim kami menghabiskan waktu terlalu lama di tempat tersebut setiap malam (yang artinya kami menghabiskan banyak uang), dan kami masih saja menerima komplain mengenai lemari yang masih berdebu hingga tissue toilet yang lupa diganti dan semua hal itu terus meningkat.

Pada akhirnya, kami kehilangan kontrak kerja tersebut.

Jika Anda, seperti saya, pernah membuat kesalahan karena terlalu mengumbar janji, saya yakin bahwa Anda tidak akan pernah melakukannya lagi. Saya belajar bahwa akan lebih baik jika Anda bersikap lebih realistis mengenai apa yang dapat Anda tawarkan, entah apakah itu kepada klien, bos, atau tim Anda. Kemudian lakukan pekerjaan tersebut dengan lebih baik daripada apa yang sudah Anda janjikan sehingga membuat klien, bos, dan rekan kerja Anda terkesan. Hal itu jauh lebih baik daripada mengecewakan mereka.

Kesalahan #2: Pergi interview tanpa melakukan persiapan

Sekitar setahun yang lalu, saya sedang melakukan persiapan untuk pindah ke departemen lain di perusahaan saya. Saya telah berhasil melewati dua tahap interview sebelum akhirnya mereka mengatakan bahwa saya harus melakukan satu interview terakhir dengan wakil direktur dari departemen tersebut. Perekrut yang merekrut saya mengatakan bahwa ini hanya merupakan pertemuan kasual, jadi saya berasumsi bahwa ini hanya pertemuan formalitas saja untuk perkenalan, bukan interview formal.

Jadi saya tidak menduga bahwa senior direktur yang menginterview saya langsung memberikan pertanyaan interviewbegitu saya datang ke kantornya. “Apa yang membuat Anda merasa layak untuk mendapatkan posisi ini?” katanya. “Apa kesempatan terbesar yang dimiliki oleh departemen ini yang belum dimanfaatkan secara maksimal? Apa kritik yang dapat Anda berikan mengenai proyek yang baru-baru ini kita selesaikan?”

Saya hanya dapat menatap beliau dalam keheningan (dan dalam keadaan yang sangat memalukan) sambil berpikir apa jawaban yang dapat saya berikan. Karena saya tidak melakukan riset sebelumnya  atau diberikan pertanyaan seserius ini pada interview saya sebelumnya, saya tidak tahu bagaimana cara merespon pertanyaan tersebut.

Baca juga:  Cara tampil percaya diri saat wawancara

Belajar dari kesalahan saya: Tidak ada yang dapat membuat Anda dalam keadaan siap untuk interview selain mempersiapkan diri dengan melakukan riset terhadap perusahaan dan hal-hal yang berkaitan dengan posisi yang Anda lamar. Pengalaman saya saat itu sangat memalukan (dan tentu saja saya tidak mendapatkan pekerjaan tersebut), namun saya sadar benar bahwa sangat penting sekali untuk melakukan persiapan interview apapun posisi yang Anda lamar. Sejak saat itu saya tidak pernah lagi menganggap bahwa interview merupakan pertemuan untuk formalitas atau perkenalan saja.

Kesalahan #3: Menolak sebuah kesempatan hanya karena Anda takut

Mungkin ada beberapa kali kesempatan dimana Anda tergoda untuk menolak sebuah proyek tambahan atau kesempatan karena Anda sudah sangat sibuk dengan pekerjaan Anda saat ini dan merasa tidak mungkin dapat mengerjakan hal lainnya. Saya paham betul keadaan tersebut.

Tetapi saya yakin bahwa Anda juga pernah mengalami bahwa ketika Anda memikirkannya secara mendalam mengenai hal tersebut, ternyata Anda sebenarnya menolak pekerjaan tersebut karena Anda tidak yakin bahwa Anda dapat mengerjakan pekerjaan tersebut dan Anda takut untuk gagal.

Beberapa bulan yang lalu, saya diberikan kesempatan untuk membentuk sebuah tim sebagai bagian dari proyek khusus yang dimulai oleh eksekutif tim dari perusahaan saya. Dan saya ditunjuk sebagai pemimpin tim dan mereka bertanya apakah saya tertarik untuk mengambil tantangan tersebut.

Jujur saja, hal itu sangat menakutkan saya. Saya merasa sudah nyaman dengan peranan saya saat ini, dan saya tidak yakin bahwa saya akan berhasil dengan peran baru saya tersebut, dan secara keseluruhan, saya merasa bahwa dengan menolak pekerjaan tersebut maka saya akan merasa lebih aman. Kemudian saya baru menyadarinya tidak lama setelah saya menolak pekerjaan tersebut bahwa saya telah melewatkan sebuah kesempatan besar. Ini merupakan sebuah kesempatan saya untuk maju dalam karir dengan cepat dan membuktikan kepada tim eksekutif tersebut bahwa saya dapat menjadi seorang pemimpin. Dan saya melewati kesempatan itu hanya karena saya merasa takut.

Baca juga:  Proses seleksi karyawan

Lakukan hal itu sekali, dan saya jamin bahwa Anda tidak akan melakukannya lagi. Ya, mungkin Anda harus mengevaluasi kembali peranan baru Anda, proyek, atau kesempatan dan memutuskan apakah hal itu merupakan yang terbaik untuk Anda dan tujuan karir Anda (ini adalah hal yang wajar), namun Anda tidak boleh menolak sebuah kesempatan untuk maju berkembang hanya karena Anda takut untuk mengalami kegagalan. Karena seringkali bahwa, Anda akan menemukan resiko yang Anda ambil akan sebanding dengan penghargaan yang akan Anda dapatkan.

Apakah kesalahan dalam karir merupakan hal yang memalukan? Ya. Namun apakah mereka merupakan sebuah alat untuk membantu Anda berkembang sebagai profesional, membangun kepercayaan diri, dan maju dalam karir Anda? Pastinya. Jadi, jangan hanya mendengar pengalaman saya saja, lakukan kesalahan tersebut (dengan lebih hati-hati tentunya) dan belajarlah dari pengalaman Anda.

Related Articles

Back to top button