Bisnis

6 Tips untuk bernegosiasi dengan orang yang lebih berkuasa

Ketika Anda bernegosiasi dengan seseorang yang lebih berkuasa dari Anda, mungkin kita akan merasa terintimidasi. Hal ini seperti perang di atas bukit tapi dengan posisi defensif. Untungnya, Anda dapat mempersiapkan diri Anda terlebih dahulu dan menggunakan strategi tersebut ketika Anda melakukan negosiasi untuk membantu Anda meraih tujuan Anda. Berikut ini merupakan enam cara untuk menghindari agar Anda tidak terlihat seperti mangsa yang siap diterkam oleh predator.

Tetap tenang

Merasa gugup merupakan reaksi yang alami terhadap intimidasi. Hal ini dapat dipahami, terutama jika ini merupakan meeting yang sangat penting, katakanlah review tahunan dimana Anda harus berjuang untuk kenaikan gaji atau mendapatkan pendanaan atau membangun perusahaan impian Anda. Ingatlah: orang yang Anda temui mungkin lebih berkuasa dari Anda, namun Anda memiliki hak untuk hadir di hadapan mereka dan berbicara dengan mereka.

Pikiran kita merupakan sebuah command center. Jika Anda terus mengatakan “Saya sangat gugup untuk berbicara pada meeting ini,” Anda akan benar-benar gugup. Jika Anda mengatakan, “Saya sedikit gugup, tetapi saya tahu bahwa saya bisa membuat argumen yang baik,” Anda akan terkejut betapa suksesnya Anda nanti. Jangan pernah berpikir bahwa Anda tidak layak untuk mendapatkan waktu atau perhatian mereka, atau Anda akan seperti itu.

Lakukan persiapan lebih

Persiapan harus menjadi hal utama Anda. Akan lebih baik jika Anda mempersiapkan segala sesuatunya dengan berlebihan daripada Anda hadir pada meeting tanpa persiapan yang cukup. Dengan mempersiapkan segala hal, Anda akan terlihat sebagai orang yang berpengetahuan tinggi pada kesan pertama, berikan counter argument yang lebih baik dan berusahalah untuk lebih rileks pada saat proses negosiasi.

Jika Anda sudah mempersiapkan segala hal dari awal, Anda dapat memprediksi apa kira-kira yang akan membuat pihak lawan menolak atau meng-counter argumen Anda dan mendukung argumen Anda kemudian dengan fakta-fakta.

Menjadi optimis

Salah satu hal terburuk yang dapat Anda lakukan adalah bernegosiasi dengan diri Anda sendiri. Pahami apa yang membuat layanan Anda atau misi Anda berharga, dan jangan pernah meragukan diri Anda. Milikilah cita-cita yang tinggi, dan Anda tidak akan kecewa jika ternyata Anda meraih cita-cita Anda di tengah-tengahnya.

Baca juga:  Apa itu buku besar?

Fokus pada kebutuhan orang lain

Berhentilah terobsesi tentang kebutuhan Anda, dan cobalah melihat kebutuhan orang lain. Mereka pasti memiliki hal yang mereka butuhkan dan jika Anda berhasil menawarkan produk atau jasa yang mereka butuhkan, maka akan semakin mudah bagi mereka untuk membuat keputusan yang positif.

Dengarkan

Bagaimana Anda bisa tahu kebutuhan mereka jika Anda tidak mendengar mereka? Daripada Anda berbicara kepada lawan Anda untuk membuat produk atau jasa Anda dikenal, Anda akan lebih mendapatkan rasa hormat jika Anda berlatih untuk mengasah kemampuan mendengar Anda. Kunci dalam negosiasi adalah tahu apa pertanyaan yang harus ditanyakan.

Anda dapat meninggalkan negosiasi kapan pun

Tidak peduli seberapa berkuasanya orang yang Anda ajak negosiasi, hal yang harus Anda ingat adalah Anda dapat selalu meninggalkan negosiasi kapan pun Anda mau. Saya tidak mengatakan Anda harus menyerah dan meninggalkan negosiasi, tetapi saya mengingatkan bahwa Anda memiliki pilihan tersebut. Sebab jika Anda tidak merasa memiliki pilihan untuk meninggalkan negosiasi, rasa putus asa akan muncul dalam komunikasi Anda, dan lawan Anda akan berada di atas angin.

Lakukan negosiasi dengan beberapa pilihan dan Anda akan dapat mengatasi proses negosiasi tersebut dengan baik.

Jika Anda mengikuti enam teknik penting dalam negosiasi ini, maka Anda akan dapat meraih tujuan yang Anda inginkan. Bahkan walaupun Anda tidak memiliki kuasa yang lebih besar dari lawan Anda, Anda masih memiliki nilai yang dapat Anda tawarkan dan kasus yang dapat Anda bangun. Tetaplah optimis, dengarkan apa yang ingin disampaikan oleh lawan Anda dan jangan lupa bahwa Anda masih memiliki pilihan untuk meninggalkan negosiasi.

Related Articles

Back to top button