Cara menjadi trendsetter
Inovasi telah memajukan kehidupan bermasyarakat, meningkatkan standar kehidupan, dan mengubah cara kita dalam berbisnis. Tetapi dalam dunia dimana pelanggan mengharapkan produk dan layanan baru dapat berubah secepat mungkin, bagaimana cara kita sebagai pengusaha untuk mengantisipasi trend tersebut?
Berikut ini merupakan beberapa cara agar kita selalu menjadi yang terdepan:
Kreativitas membutuhkan waktu
Pertama dan yang paling penting adalah berpikir. Salah satu filosofi bisnis, Napoleon Hill menulis, “Dalam keadaan tenang ide terbaik kita akan muncul. Jangan pernah percaya bahwa dengan terburu-buru Anda akan menjadi efisisen dan efektif. Jangan pernah berasumsi bahwa Anda telah membuang-buang waktu ketika Anda mengambil waktu sejenak untuk berpikir. Pemikiran merupakan fondasi dari segala sesuatu yang pernah dibuat oleh manusia.”
Ini juga merupakan hal yang telah menginspirasi Steve Jobs untuk menciptakan perusahaan seperti Pixar.
Penulis yang bernama Steve Searer telah mendeskripsikannya dalam artikel “How Steve Jobs Encouraged Creativity and Collaboration”: Sebagai bagian dari kampus Pixar, Jobs mendorong untuk setiap departemen membicarakan ide-ide mereka dihadapan orang banyak. Animator dapat berbicara kepada story boarder. Teknisi suara dapat berbicara kepada ilmuwan komputer. Dan setiap orang dapat mendorong satu sama lain untuk meraih tujuan mereka, tetapi lakukan hal tersebut di dalam sebuah lingkungan dimana setiap karyawan dapat melihat wajah baru dan membangun interaksi untuk memicu percikan ide kreatif.
Menjadi pengamat trend
Anda harus mengetahui pasar Anda sebelum Anda mengubahnya. Terus memperhatikan orang-orang yang ahli dalam industri dan aktivitas kompetitor dapat membantu Anda membuat strategi dan improvisasi. Bacalah koran-koran industri, majalah, dan psotingan blog. Lihat webinar dan datang ke konferensi. Track trend yang terjadi pada Google Trend, Feedly, atau Mashable. Berbicaralah dengan klien, teman, pelanggan, kompetitor, dan rekan kerja Anda.
Pengamat trend akan memahami bahwa trend memiliki mood, perilaku unik dan masa hidupnya. Dengan menyadari karakteristik tersebut maka akan membantu Anda untuk memperkirakan, mengantisipasi perubahan trend dan memaksimalkan potensi keuntungan Anda.
Berpikir seperti pelanggan
Kita semua adalah pelanggan. Kita semua tahu apa yang kita butuhkan, sukai, dansesuatu yang kita pikir keren. Salah satu cara untuk menjadi trendsetter adalah dengan cara berpikir seperti pelanggan. Produk atau layanan apa yang kira-kira Anda sukai?
“Menciptakan budaya yang berfokus pada pelanggan merupakan kesempatan bisnis yang tidak boleh diabaikan,” kata eksekutif pemasaran, Brian Honigman dalam artikelnya “10 Ways to Make Customer Fall In Love With Your Business.” “Kebanyakan bisnis akan gagal ketika menghadapi pengalaman pelanggan, yang mana merupakan kesempatan Anda untuk masuk dan membujuk pelanggan tersebut agar jatuh cinta kepada perusahaan Anda.”
Salah satu inovasi terbaik berasal dari respon proaktif kepada kebutuhan pelanggan. Jangan pernah menganggap remeh hubungan yang Anda berikan kepada basis pelanggan setia Anda. Umpan balik dari mereka merupakan platform yang dapat diandalkan (dan mudah untuk didapatkan) untuk mengeksplorasi ide-ide inovatif.
Walt Disney pernah mengatakan, “Lakukan yang Anda bisa dengan sangat baik sehingga orang-orang ingin melihatnya kembali dan mengajak teman mereka.”
Dalam dunia yang serba cepat, menjadi yang pertama untuk memperkenalkan sebuah produk, layanan, atau teknologi baru dapat berhasil atau gagal, terutama bagi perusahaan startup. Namun, jika Anda bergantung pada kreativitas, investasi pada sumber daya, dan waktu dalam mengidentifikasi trend, dan mengajak orang-orang yang memiliki perpektif yang fresh pada sesuatu yang ingin Anda berikan kepada pelanggan, Anda tidak akan mengejar atau mengikuti trend, Andalah yang akan menentukan trend tersebut.