Karir

Kesalahan terbesar interview yang pernah saya lakukan

Saya bukanlah kandidat interview yang terbaik. Saya merasa sangat gugup setiap kali melakukan interview. Jantung berdegup kencang, tangan basah, dan memiliki pikiran-pikiran yang membuat saya gelisah, kemudian ketika saya datang ke kantor tempat saya interview, hal terburuk pun terjadi. Saya lupa apa yang harus saya katakan, saya terbata-bata ketika berbicara, dan saya membiarkan pewawancara mengintimidasi saya.

Apakah Anda pernah mengalaminya?

Dengan keadaan seperti itu, tidak heran jika saya membuat kesalahan interview yang besar ketika saya mencari pekerjaan. Jadi, agar Anda tidak mengikuti jejak saya, berikut ini merupakan kesalahan terbesar interview yang pernah saya lakukan, dan bagaimana cara Anda untuk menghindarinya.

Saya tidak melakukan riset

Salah satu interview yang paling mengintimidasi saya terjadi satu hari setelah saya menghadiri job fair. Job fair berjalan dengan baik. Saya berbicara dengan perusahaan yang berada pada boothnya dan bertemu dengan perekrutnya selama beberapa menit, sebelum akhirnya dia meminta saya untuk menghadiri interview formal di hari berikutnya.

Dengan kesempatan yang begitu cepat saya dapatkan, saya memfokuskan perhatian saya untuk menjawab pertanyaan standar yang biasanya diberikan pada saat interview. Dan saya sama sekali tidak mencari informasi mengenai perusahaan tersebut, jadi tidak mungkin bagi saya untuk memahami perusahaan tersebut.

Hasilnya, hal tersebut justru menjadi bumerang bagi saya. Sesaat setelah saya berjabat tangan dengan perekrut yang ada di perusahaan tersebut, dia ingin mengetahui seberapa jauh pengetahuan saya mengenai perusahaan mereka dengan memberikan pertanyaan: “Jadi apakah kamu sudah melakukan riset? Siapa nama CEO perusahaan kami? Berapa banyak kantor cabang yang kami miliki?”

Saya tertawa dengan gugup, menganggap bahwa dia sedang bercanda. Tetapi ternyata tidak. Kemudian saya menebak-nebak dalam memberikan jawaban “Saya tidak ingat, mungkin 10?”, saya sangat menyesal karena menghabiskan waktu saya untuk menghapal jawaban pertanyaan umum interview dan melupakan riset tentang perusahaan tersebut.

Cara menghindarinya

Lakukan riset, bukan hanya melihat secara garis besar pada website perusahaan mereka. Pahami apa yang menjadi misi, visi, budaya, dan berita atau acara yang baru-baru ini terjadi. Intinya adalah pelajari sebanyak mungkin tentang perusahaan tersebut, sebelum melakukan interview, kemudian sampaikan kepada pewawancara mengenai apa yang sudah Anda ketahui dan jika memungkinkan berikan solusi untuk memecahkan masalah mereka, jika Anda diterima bekerja.

Saya hanya ingin mengesankan mereka

Setelah lulus dengan gelar sarjana komputer, mimpi saya adalah bekerja pada sebuah perusahaan konsultan. Kemudian saya melamar pekerjaan pada salah satu perusahaan konsultan terbesar di Jakarta dan saya diberikan kesempatan untuk interview.

Pada hari saya interview dengan penuh semangat dan fokus, saya berhasil membuat pewawancara saya terkesan dan berhasil mendapatkan pekerjaan tersebut. Saya selalu mengangguk dengan apa pun yang mereka katakan, mengingat semua jawaban interview yang sudah saya rancang, dan memberikan beberapa pertanyaan yang umumnya ditanyakan pada bagian akhir wawancara kerja.

Tetapi ada beberapa hal penting yang ternyata tidak saya tanyakan kepada mereka yaitu pertanyaan untuk membantu saya mengevaluasi apakah posisi tersebut sesuai untuk saya atau tidak.

Kemudian, setelah tiga bulan saya menerima “pekerjaan impian” tersebut, saya sudah mulai mencari-cari pekerjaan kembali. Padahal seharusnya jika saya memberikan pertanyaan yang lebih mendalam mengenai apa yang menjadi tanggung jawab saya, maka kejadian ini dapat dihindari.

Cara menghindarinya

Ketika Anda menginginkan sebuah pekerjaan, sangat mudah untuk melakukan apa pun untuk membuat pewawancara Anda terkesan. Dan tentu saja Anda harus melakukan hal tersebut dengan sopan, memberikan jawaban yang relevan dan mendalam, dan mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang sudah diberikan. Tetatpi jangan lupa, bahwa ini juga merupakan saat yang tepat untuk mengevaluasi perusahaan tersebut. Jadi cari tahu lebih mendalam tentang atasan Anda, rekan kerja, budaya perusahaan, dan kesempatan karir yang ditawarkan dan pertimbangkan dengan matang sebelum Anda mengambil keputusan untuk menerima pekerjaan tersebut.

Saya tidak datang interview

Apakah saya sudah mengatakan bahwa saya merupakan orang yang sangat buruk ketika interview? Saya sangat mudah untuk gugup, tidak peduli seberapa pun ketertarikan saya terhadap pekerjaan tersebut, saya memiliki pemikiran: Mungkin saya lebih baik tidak pergi.

Terkadang itu merupakan feeling saya, tetapi terkadang saya juga menyadari bahwa saya tidak tertarik dengan pekerjaan tersebut. Apapun itu, lebih dari beberapa kali, saya tidak mengangkat telepon untuk interview atau membuat alasan untuk membatalkan interview pada saat terakhir.

Cara menghindarinya

Jika Anda merupakan orang yang gugup atau tidak memiliki pengalaman interview atau bahkan jika Anda merupakan orang yang sangat berpengalaman dalam interview, semakin Anda sering menghadiri interview, maka Anda akan merasa semakin nyaman ketika interview. Tetapi bukan berarti Anda harus memenuhi jadwal interview Anda dengan pekerjaan yang tidak membuat Anda tertarik. Jika Anda diberikan kesempatan untuk interview, lakukanlah. Kasus terburuk, Anda memiliki pengalaman yang mungkin akan berguna ketika Anda mendapatkan interview pada pekerjaan lain.

Saya membuat diri saya gugup

Saat ini, mungkin Anda tahu bahwa saya dapat menjadi sangat gugup sebelum interview, selain itu saya juga tidak memiliki keyakinan yang dapat membuat saya percaya diri dalam memberikan jawaban.

Kombinasi dari semua hal tersebut membuat saya menjadi target yang sempurna bagi pewawancara yang senang melihat saya kewalahan dengan pertanyaan beratnya, seperti “Saya tidak yakin bahwa Anda benar-benar ingin bekerja di lingkungan perusahaan seperti ini?” atau “Saya tidak melihat pengalaman dalam CV Anda, apa yang membuat Anda yakin dapat melakukan pekerjaan ini?”

Dengan berada pada tekanan seperti itu, saya berusaha untuk menjawab, namun suara saya tersekat, dan saya tiba-tiba lupa bahwa, saya merupakan seorang profesional yang kompeten dan memiliki banyak hal untuk ditawarkan kepada perusahaan. Hal ini sangat memalukan dan tidak menyenangkan, dan tentu saja saya tidak terkejut, jika saya tidak mendapatkan pekerjaan tersebut.

Cara menghindarinya

Sayang sekali beberapa pewawancaran merupakan orang yang straight-to-the-point dan tentu saja Anda tidak dapat melakukan apapun mengenai hal tersebut, selain membawa kepercayaan diri Anda ke dalam ruangan, mengingat bahwa Anda dipanggil untuk interview karena Anda memenuhi kualifikasi tersebut dan sudah membuktikannya di dalam CV Anda. Sekarang, tinggal kepercayaan diri dan kualitas personality Anda saja yang dapat membuat Anda terlihat bersinar pada saat interview.

Related Articles

Back to top button