8 Tips negosiasi gaji
The UC Berkeley Haas School of Business menemukan bahwa wanita yang menggunakan “pesona feminin” mendapatkan hasil yang lebih baik dalam negosiasi bisnis.
Dinamika gender di tempat kerja adalah masalah yang serius. Studi ini membuat saya berpikir tentang proses negosiasi secara umum. Bagaimanapun juga, gaji kita adalah salah satu elemen terpenting dari pekerjaan kita. Kita tahu bahwa negosiasi dapat memberi dampak signifikan pada kompensasi, namun kita seringkali tidak siap melakukan pendekatan negosiasi tersebut.
Singkatnya, banyak karyawan dan pengusaha (dari perancang aplikasi hingga manajer komunitas) bekerja keras untuk terus menjadi lebih baik atas apa yang mereka lakukan, tetapi mereka gagal mengembangkan keterampilan dalam negosiasi.
Berikut ini merupakan delapan tips negosiasi gaji agar Anda bisa mendapatkan gaji yang lebih besar.
Negosiasikan gaji Anda sejak awal
Mayoritas lulusan baru memasuki dunia kerja tidak menegosiasikan gaji mereka. Menurut sebuah penelitian, 57% pria memasuki dunia kerja dengan menegosiasikan gaji mereka, sementara hanya 7% wanita yang melakukan hal yang sama. Lupakan tentang perbedaan gender untuk sesaat, namun lihatlah jumlah persentase antara pria dan wanita yang berbeda jauh dalam melakukan negosiasi gaji di pekerjaan pertama mereka. Dan itu bisa berdampak signifikan terhadap gaji Anda di masa depan.
Bagi lulusan baru, bersyukur Anda memiliki tawaran pekerjaan dalam keadaan ekonomi saat ini. Namun, Anda juga harus menyadari bahwa pengusaha mengharapkan orang untuk bernegosiasi, oleh karena itu jangan meminta gaji lebih rendah daripada yang mampu mereka bayarkan. Jangan menunggu sampai Anda bekerja selama satu tahun, lalu baru bernegosiasi mengenai gaji. Negosiasikan gaji Anda sejak awal.
Persiapkan segala hal
Sebelum Anda memasuki ruang negosiasi, Anda perlu melakukan riset nilai pasar Anda. Gunakan situs–situs online pencari kerja seperti jobsdb, jobstreet dan karir.com untuk mengidentifikasi berapa besaran gaji yang di dapatkan pada bidang pekerjaan dan area geografis yang serupa.
Singkat dan to the point
30 detik pertama sangat penting dalam melakukan negosiasi apapun. Bicaralah secara langsung (to the point). Jaga agar pembicaraan Anda tidak terlalu panjang dan cepat. Akan ada banyak waktu untuk membicarakan segala hal dengan rinci dan memberitahukan alasan Anda. Letakkan semua “kartu” Anda di atas meja sejak awal.
Jadilah diri sendiri
Anda akan menemukan banyak artikel yang membahas apakah wanita harus mengadopsi gaya tawar menawar secara umum atau menggunakan cara wanita yang lebih tradisional. Terlepas dari apapun jenis kelamin Anda, Anda dapat menggunakan kekuatan, empati, keberanian dan keramahan (semua alat negosiasi yang dapat Anda gunakan). Kuncinya adalah mengadopsi strategi apa pun yang secara alami ada pada diri Anda sendiri.
Jadilah advokat bagi diri Anda sendiri
Di luar ruang negosiasi, karyawan harus tetap terlihat menonjol, mengejar kenaikan gaji, kesempatan dan tugas yang layak mereka dapatkan. Banyak individu yang cerdas dan berdedikasi bekerja keras namun terus menunduk, dengan asumsi semua pekerjaan hebat akan terbayar nanti. Sayangnya, semua hal tersebut tidak selalu berakhir seperti yang Anda bayangkan.
Dengan tingkat kerendahan hati yang tepat, Anda dapat mempertahankan prestasi dan keterampilan Anda sebagai yang terdepan. Pikirkanlah seperti ini: Jika Anda tidak menonjolkan pencapaian Anda sendiri, siapa yang akan melakukannya? Jika ada kesempatan yang kedengarannya sempurna untuk Anda, jangan menunggu untuk diberikan. Mintalah tugas tersebut.
Dapatkan sponsor
Sementara setiap orang perlu menjadi advokatnya sendiri, penelitian menunjukkan bahwa pria dan wanita merasa lebih puas dengan kemajuan mereka di tempat kerja, ketika mereka memiliki sponsor di belakang mereka. Sebuah studi yang dilakukan oleh Harvard Business Review menemukan bahwa wanita yang memiliki sponsor lebih bersedia untuk menegosiasikan kenaikan gaji dan lebih cenderung mendapatkan promosi dan gaji yang lebih tinggi.
Tidak yakin apa bedanya antara sponsor dan mentor? Heather Foust-Cummings, direktur riset senior di Catalyst, telah melakukan penelitian tentang sponsor, dan menyimpulkannya: “Seorang mentor akan berbicara dengan Anda, tapi sponsor akan membicarakan Anda.”
Sponsor tidak hanya membuka pintu untuk Anda, tapi juga memberi Anda kepercayaan diri untuk menegosiasikan apa yang Anda inginkan.
Mintalah lebih dari yang Anda harapkan
Jangan takut untuk meminta lebih dari yang Anda pikir bisa Anda dapatkan. Dan jangan langsung menerima segala hal pada tawaran pertama (walaupun Anda pikir itu adil). Kemungkinannya, walaupun angka (gaji) yang Anda minta ditolak, tawaran awal tersebut masih bisa Anda ambil. Dan lebih baik bernegosiasi dan ditolak, daripada menerima angka yang lebih kecil dari yang seharusnya Anda dapatkan dan tidak mencoba bernegosiasi di awal.
Jangan berhenti negosiasi terlalu cepat
Negosiator terbaik tidak langsung menyerah di negosiasi pertama. Sebagai gantinya, mintalah klarifikasi dan perpanjang pembicaraan. Anda tidak akan pernah tahu ke mana arah percakapan tersebut membawa Anda. Bagi kebanyakan orang, negosiasi membuat mereka sangat tidak nyaman, mereka selalu mencari kesempatan untuk melarikan diri. Namun, jika Anda memiliki kekuatan untuk melalui waktu selama lima menit dalam ketidaknyamanan tersebut, Anda akan mendapatkan kompensasi yang setimpal untuk karir Anda jangka panjang, sekaligus keamanan finansial.