Pemasaran

3 Alasan mengapa pelanggan tidak peduli dengan konten Anda

Konten marketing merupakan salah satu strategi bisnis yang paling powerful yang dapat digunakan untuk membangun hubungan dengan pengikut yang sudah ada dan meraih pelanggan baru. Tetapi banyak sekali brand yang gagal ketika mengeksekusi teknik ini dengan benar.

Menurut laporan terbaru dari Forrester, 87 persen brand kesulitan untuk menciptakan konten yang ingin dibaca dan dibagikan oleh pelanggan mereka, dan hanya 14 persen mengatakan bahwa mereka merasa bahwa konten mereka sangat efektif untuk membangun nilai bagi bisnis mereka.

Anda akan menjadi lebih mudah ketika melakukan penetrasi terhadap pelanggan, jika Anda menyadari kesalahan-kesalahan yang pada umumnya dibuat oleh kebanyakan brand.

Tidak mengetahui audiens Anda

Institusi pemasaran konten menemukan bahwa 65 persen brand tidak memahami prinsip dasar strategi pemasaran konten: Fokus pada kebutuhan target audiens.

Setiap konten yang Anda ciptakan harus dibangun disekitar pembaca konten Anda, jadi ingatlah beberapa poin berikut ini:

  • Anda harus dengan jelas mendefinisikan target audiens Anda, yang artinya Anda harus dapat secara spesifik menentukan demografi audiens yang ingin Anda raih selagi merencanakan strategi pemasaran konten.
  • Anda harus mengidentifikasi masalah pelanggan Anda dan menggunakan konten Anda untuk menawarkan solusi yang mereka cari.
  • Anda harus menggunakan suara yang mencerminkan audiens yang ingin Anda raih.

Strategi pemasaran Anda secara keseluruhan perlu untuk berada di sekitar pelanggan dan kebutuhan mereka, jadi sesuaikanlah konten Anda dengan mereka. Salah satu hal yang membuat para pemasar melakukan kesalahan ini adalah dengan menciptakan konten yang menarik bagi diri mereka sendiri, bukan pelanggan mereka.

Misalkan Anda menjalankan sebuah website untuk memberikan nasihat keuangan. Anda tertarik dengan saham, tetapi pembaca Anda merasa terintimidasi oleh hal itu, maka mereka akan pergi dari website Anda dan membaca konten lain seperti strategi investasi dan reksadana.

Terlalu mempromosikan diri

Ada garis yang menandakan bahwa Anda bangga dengan brand Anda dan terlalu membesar-besarkan hal tersebut. Sebuah keseimbangan bagi setiap strategi pemasaran sangat penting ketika Anda ingin melakukan kampanye.

Kenyataannya, hasil studi yang baru-baru ini dilakukan menemukan bahwa 88 persen brand hanya berbagi riset mereka sendiri dan menampilkannya kepada pembaca mereka, sehingga sangat sulit bagi audiens untuk melihat hal tersebut sebagai sebuah informasi yang objektif.

Hasil studi baru dari Public Relation Society of America (PRSA) menunjukkan bahwa 60 persen pembaca tidak percaya dengan konten yang disponsori. Hasilnya, para pembaca menjadi sangat skeptis terhadap konten yang terlalu dipromosikan.

Untuk melakukan penetrasi terhadap pembaca dan mendapatkan kepercayaan mereka, Anda harus menjaga objektifitas pada level tertentu, yang mana dapat dilakukan dengan menggunakan quotes dan studi dari brand lain atau dengan memanfaatkan konten yang dibuat oleh pengguna / pembaca.

Konten promosi akan selalu memainkan sebuah peran penting dalam kegiatan pemasaran, tetapi sebuah brand yang sukses harus menyadari pentingnya keterlibatan audiens mereka dan memenuhi kebutuhan mereka, jika mereka ingin konten mereka dibaca dan dibagikan. Pesan promosi wajib, karena itu Anda harus melakukannya dengan secara halus dan didukung dengan konten yang bernilai.

Gagal menggunakan headline untuk menarik perhatian

Anda dapat menciptakan konten terbaik di internet, tetapi pelanggan Anda tidak akan mempedulikannya jika mereka tidak mengetahuinya.

Gagal menggunakan headline untuk menarik perhatian merupakan kesalahan besar, karena Anda hanya memiliki dua detik atau kurang untuk mendapatkan perhatian pelanggan Anda dan membuat mereka membuka konten Anda. Oleh karena itu, Anda harus menciptakan headline yang powerful, jika Anda ingin konten Anda mendapatkan perhatian dari pelanggan Anda.

Neil Patel dari QuickSprout baru-baru ini mempublikasikan artikel mengenai trend terakhir dalam menciptakan konten, dimana dia memberitahukan bahwa 80 persen pelanggan membaca judul dari sebuah halaman web, namun hanya 20 persen yang membaca isi postingan Anda berikutnya.

Dengan mengoptimalkan headline dengan baik, maka Anda dapat melakukan penetrasi terhadap pembaca Anda dengan lebih efektif dan membuat mereka menyimak isi konten Anda yang lain, jadi ikuti beberapa tips berikut ini untuk menciptakan headline yang akan membuat audiens membaca konten Anda:

  • Gunakan kekuatan kata-kata yang dapat memicu rasa penasaran pembaca Anda.
  • Menurut riset yang dilakukan oleh Leverable, sebuah daftar postingan dibagikan sekitar dua kali lebih banyak dan dibaca lebih sering dibandingkan tipe konten lainnya, jadi gunakan hal tersebut.
  • Pastikan headline Anda cukup panjang untuk menarik perhatian dan dapat menyampaikan pesan Anda tanpa menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Simon Edelstyn dari Outbrain menemukan bahwa judul dengan delapan kata-kata di klik 21 persen lebih banyak dibandingkan headline pada umumnya. Hal ini menjadi panjang sebuah kata-kata pada headline yang ideal.

Test strategi yang berbeda untuk melihat headline mana yang paling menarik perhatian dan dapatkan klik yang lebih banyak untuk setiap konten unik Anda.

Ya, banyak hal yang harus dipikirkan, namun dengan membuat semua tujuan tersebut sebagai prioritas dalam kampanye pemasaran konten Anda, maka akan memastikan bahwa setiap konten yang Anda ciptakan mendapatkan perhatian yang layak dari audiens Anda.

Related Articles

Back to top button