Pemasaran

8 Hal yang dapat menghancurkan kegiatan marketing Anda

Marketing merupakan suatu kegiatan yang tidak boleh di sia–siakan. Anda sudah bekerja keras untuk membangun reputasi dan menghasilkan word-of-mouth yang positif, namun hasil yang dicapai belum juga memuaskan. Mungkin ada strategi yang kurang tepat atau pengimplementasiannya yang tidak baik sehingga hasilnya pun tidak maksimal. Review kembali strategi Anda dan hindari 8 hal berikut ini agar kegiatan marketing Anda berikutnya dapat memberikan hasil yang memuaskan.

Marketing adalah tentang Anda

Kegiatan marketing harusnya berfokus kepada produk dan jasa Anda kan? Itu salah. Kegiatan marketing harus berfokus pada apa yang produk atau jasa Anda dapat lakukan untuk pelanggan Anda. Kegiatan marketing yang berfokus pada perusahaan adalah masa lalu, sekarang semuanya harus berfokus pada pelanggan. Tarik diri Anda dari kegiatan marketing dan letakkan pelanggan sebagai pusat dari kegiatan tersebut. Intinya adalah jadikan pelanggan Anda dan bukannya perusahaan Anda sebagai pahlawan.

Anda memasarkan diri Anda sendiri

Anda dapat mengacaukan kegiatan marketing Anda, jika Anda membuat asumsi berdasarkan preferensi Anda atau teman Anda sendiri. Lakukan riset pasar untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh target market Anda dan seperti apa perilaku mereka, jika Anda tidak mengetahui apa yang mereka mau, butuhkan, sukai dan seperti apa perilaku mereka maka jangan lakukan kegiatan marketing karena itu akan menghancurkan program Anda.

Anda tidak mengetahui audiens Anda

Investasikan waktu dan uang untuk mengidentifikasi bukan hanya siapa pelanggan Anda namun seperti apa perilaku mereka. Bagaimana kehidupan mereka sehari–hari  dan apa pekerjaan mereka? Dimana biasanya mereka belanja? Siapa yang mempengaruhi mereka untuk belanja? Review site kah? Teman facebook kah? Dapatkan informasi secara keseluruhan mengenai pelanggan yang Anda targetkan.

Anda melakukan pemasaran berdasarkan komite

Kegiatan marketing seperti mengasuh anak. Setiap orang percaya bahwa mereka dapat melakukan segala sesuatunya dengan efektif (terutama mereka yang tidak memiliki anak). Cara terbaik untuk mengatasi rasa sok tahu ini adalah dengan menyiapkan data. Hindari ide yang tidak jelas dari sekumpulan orang (termasuk boss Anda). Anda tahu siapa pelanggan Anda, Anda tahu bagaimana cara menarik mereka dan Anda memahami apa yang ada dalam pikiran mereka. Itu sebabnya Anda akan mendapatkan masalah jika Anda melakukan kegiatan marketing berdasarkan komite.

Anda tidak memilik data pelanggan

Seperti yang sudah saya sebutkan diatas. Riset dan bukan opini atau insting yang menjadi dasar acuan program marketing Anda. Namun hal ini bukan berarti kreatifitas dan seni tidak memiliki peran. Sebaliknya, jadikan data sebagai dasar untuk menentukan kesempatan yang baru dan kegiatan marketing yang menginspirasi.

Anda bergantung pada contoh daripada analogi

Terobosan dalam marketing seringkali hanya inovatif dalam satu industri, tetapi hal ini tidak harus selalu original bagi dunia. Seperti yang dikatakan oleh profesor Mason Cooley, “Seni dimulai dari imitasi dan berakhir pada inovasi”. Jadi perhatikan apa yang dilakukan oleh perusahaan lain. Ahli marketing Seth Godin selalu menekankan hal ini berkali–kali dan saya setuju dengan hal tersebut. Jangan pernah menunggu studi kasus pada industri yang sama dengan Andauntuk membuktikan efektifitas dalam strategi marketing. Tetapi, mengutip dari apa yang dikatakan Godin pada blognya: “Inovasi adalah mengambil sesuatu yang berhasil disana dan menggunakannya disini”.

Anda tidak membagikan pengalaman

Pada era sosial media saat ini, orang marketing dan media tradisional tidak lagi menjadi pengaruh yang besar dalam menentukan pembelian. Konsumen saat ini bergantung pada web sosial media sebagai sumber pengetahuan mereka, jadi tugas seorang marketing adalah menghidupkan koneksi tersebut.Mungkin Anda berpikir bagaimana cara mengidentifikasi pelanggan berpotensial saat ini dalam sosial media, sebelum mereka mengidentifikasi diri mereka kepada Anda? Caranya sangat mudah: Perhatikan sosial media, gunakan search engine dan konten strategi dan tentu saja jangan lupa untuk melibatkan pelanggan berpotensi Anda.

Anda sering mendiamkan interaksi

Jika ada seorang pelanggan yang menghubungi Anda melalui sosial media, apakah Anda meresponnya, atau mendiamkannya? Pelanggan mengharapkan respon yang real-time (atau setidaknya mendekati). Brian Solis mengatakan: “Jika ada seseorang yang bertanya, dimana pun dia, Jika jawaban tersebut tidak datang dalam hitungan menit atau jam maka kesempatan untuk membuat keputusan (membeli) akanberkurang secara drastis dan dalam 24 jam (tidak ada jawaban), lebih baik lupakan”.

Related Articles

Back to top button