Inspirasi

5 Pemikiran yang dapat membunuh ide terbaik Anda

Pada setiap inovasi ada satu pertanyaan: “Kira-kira apa yang terjadi jika saya…”

Saya memang tidak berada di sana saat itu, tetapi saya berani menjamin bahwa ketika roda ditemukan, pertama kalinya adalah ketika seseorang mengatakan, “Apa kira-kira yang akan terjadi jika saya memahat hal ini menjadi bulat.”

Tetapi inovasi yang sebenarnya terjadi ketika kita berada di pemikiran yang tepat, sesuatu yang mendorong kita untuk mengatakan, “Jika hal ini dapat membantu banyak orang, jika saya dapat mengartikulasi dan mendemonstrasikan nilai, jika saya sangat peduli, dan jika saya terus membuka pintu dan menghancurkan tembok penghalang hingga saya dapat melihat jalan dengan jelas, maka saya dapat melakukan pekerjaan dan menemukan cara untuk membawa hal ini ke dalam pasar.” Itu adalah pemikiran akan kemungkinan, dan hal yang membuat sebuah mimpi terwujud.

Namun sayang sekali, ada juga beberapa pemikiran yang dapat menghancurkan ide brilian Anda, bahkan sebelum mereka dapat terwujud. Hindarilah 5 pemikiran buruk berikut ini:

Ketakutan

Banyak pengusaha yang di bawah alam sadarnya bertanya, “Apa kira-kira hal buruk yang dapat terjadi jika…” Itu adalah waktunya untuk mencari tahu resiko. Waktu tersebut tidak Anda butuhkan ketika berinovasi. Hal tersebut hanya Anda butuhkan ketika Anda ingin mengartikulasi nilai dari ide Anda, dan ketika Anda mau berkomitmen untuk mengejar ide tersebut.

Keterikatan

Ada beberapa pengusaha yang hanya mendengar satu jawaban untuk setiap pertanyaan dan kemudian mengejar hasil akhir tersebut dengan keras kepala, membenturkan kepala dan tangan mereka ke dinding yang ada di sekitar mereka, padahal mereka memiliki jawaban lain dan mereka hanya harus memperhatikan hal tersebut. Orang-orang ini mungkin dapat berhasil, dengan berdarah-darah (ada beberapa yang menyerah), tetapi apa pun itu, Anda akan mendengar cerita dari mereka bahwa bisnis adalah sebuah medan perang dan Anda harus bertarung seperti seekor naga untuk mimpi Anda.

Kegembiraan

Pengusaha yang memiliki pemikiran ini memiliki ide yang luar biasa yang sulit untuk di deskripsikan. Hal ini begitu fantastis dan mereka percaya bahwa mereka harus mengejar hal tersebut dengan cara apapun. Sayangnya, kegembiraan tidak cukup untuk membawa ide dari inovasi ke eksekusi. Hal tersebut membutuhkan passion, tekad, pemikiran strategik, dan artikulasi. Jika Anda tidak dapat mendeskripsikan bagaimana ide Anda dapat mengubah kehidupan seseorang, maka menjualnya akan menjadi sangat sulit.

Skeptis

Pengusaha ini mungkin telah mengalami beberapa kali kegagalan karena terlalu bersemangat atau terlalu banyak memiliki ide yang tertunda karena mereka hanya memiliki modal semangat.

Jadi saat ini pemikiran mereka berkata bahwa ide yang dapat menghasilkan uang memiliki kemungkinan satu banding satu juta, jadi akan lebih baik bagi mereka untuk menutup segala bentuk emosi, hingga mereka melihat bahwa ide tersebut dapat sukses. Tidak ada rasa semangat, keinginan, atau passion. Dan karena mereka tidak memiliki semangat, keinginan, atau passion, maka mereka tidak memiliki energi, komitmen, dan tekad yang cukup untuk melakukan eksplorasi atau implementasi.

Bagaimana caranya

Pemikiran ini yakin bahwa Anda tahu bagaimana Anda harus melakukannya, bahkan sebelum Anda dapat mengartikulasi nilai yang Anda bawa ke dunia dengan melihatnya secara seksama. Pengusaha ini membuat sebuah tembok dari, “Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan,” dan “Bagaimana Anda akan mendapatkan uang?” dan “Bagaimana cara Anda berdiri di depan orang-orang yang mungkin akan membeli ide tersebut?” Sama seperti manajemen resiko, “bagaimana” merupakan bagian dari fase strategik, bukan inovasi. Jangan pernah jatuh kepada perangkap “bagaimana” sebelum Anda benar-benar mengeksplorasi “mengapa” dan “apa”.

Menemukan kembali sebuah roda membutuhkan inovasi, jika memang itu merupakan roda yang lebih baik. Dan tidak akan ada satu orang pun yang dapat melihat ide untuk sebuah roda yang lebih baik jika ide tersebut dibunuh karena Anda memiliki pemikiran yang salah.

Related Articles

Back to top button