5 Hal yang harus Anda ketahui sebelum memulai bisnis
Sama seperti kebanyakan startup lainnya, Weebly sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa hosting dan penciptaan konten (website, blog, ecommerce, dan lain-lain) lahir di sebuah kamar asrama. Pada tahun 2006, co-founder Weebly David Rusenko, Chris Fanini, dan Dan Veltri menginginkan sebuah cara yang mudah untuk menampilkan hasil kerja mereka pada sebuah website. Pada saat itu, mereka tidak puas dengan pilihan yang tersedia jadi mereka mencoba untuk membuatnya dengan cara mereka sendiri. Satu tahun kemudian proyek yang mereka kerjakan tersebut diterima oleh Y Combinator sebuah startup inkubator, dan Rusenko, Fanini, dan Veltri keluar dari sekolah mereka dan pindah ke San Fransisco.
Pada tahun 2013, 15 juta orang telah menciptakan website pada Weebly, dan 100 juta orang mengunjungi situs Weebly setiap bulannya. Perusahaan tersebut telah mendapatkan keuntungan sejak awal tahun 2009 dan telah berhasil mempekerjakan 80 karyawan di tahun 2013.
CEO Weebly David Rusenko memberikan nasihat yang mungkin dapat menginsiprasi para entrepreneur tentang apa hal dapat dilakukan oleh para entrepreneur, sama seperti ketika dia melakukannya 10 tahun yang lalu, saat mereka mengubah sebuah ide menjadi bisnis.
Mulai saat ini juga
Rusenko memberitahukan satu rintangan terbesar ketika mengubah sebuah ide menjadi sebuah bisnis adalah terlalu banyak orang yang menghabiskan waktu mereka untuk memikirkan apa saja yang harus mereka kerjakan daripada segera memulainya. Ide Anda tidak harus sempurna, kesempurnaan merupakan hal yang mustahil. Daripada Anda terobsesi pada setiap hal-hal yang detil, lebih baik Anda menyesuaikannya secara bertahap.
Jangan berharap dapat sukses dengan cepat
Dunia startup penuh dengan cerita kesuksesan. Namun kebanyakan dari cerita tersebut merupakan sebuah ilusi. Mungkin Anda sering melihat perusahaan startup yang sukses, memiliki nilai valuasi yang tinggi, dan diekspos oleh media dengan mudah. Semua yang Anda lihat saat ini bisa jadi merupakan hasil dari kerja keras mereka selama bertahun-tahun. “Jika Anda baru memulainya selama beberapa bulan dan tidak melihat hasil yang signifikan, jangan putus asa. Ingatlah, bahwa kami (Weebly) membutuhkan waktu kurang lebih setahun untuk bisa diterima oleh Y Combinator,” kata Rusenko. “Mulailah saat ini juga, tetapi Anda harus paham bahwa ini membutuhkan proses yang panjang dan sulit.”
Belajar dari kesalahan
Kerja keras jarang sekali memberikan hasil dengan cepat, namun dapat membawa Anda pada sebuah kesempatan yang lebih baik ketika Anda menjalankan setiap prosesnya dengan baik. Entrepreneur yang sukses telah bekerja keras selama bertahun-tahun, namun terkadang hasil yang diberikan bisa saja merupakan hal yang berbeda dengan apa yang mereka kerjakan saat ini. Sebagai contoh, Ben Silbermann, orang yang mengembangkan aplikasi Tote (aplikasi yang dianggap tidak berhasil atau tidak populer), sebelum akhirnya dia sukses ketika dia mengembangkan aplikasi bernama Pinterest, ini merupakan bukti bahwa kegagalan awal bukanlah sebuah akhir dari segalanya.
Menciptakan produk yang diinginkan orang-orang
Memang terdengar mudah, namun Rusenko melihat banyak entrepreneur yang lebih suka mengurusi hal-hal rumit yang memakan banyak waktu mereka. “Banyak orang-orang yang cenderung fokus untuk membangun perusahaan resmi mereka, mencari pengacara / penasihat hukum, mengajukan paten, dan lain sebagainya,” kata Rusenko. Rusenko juga mengatakan bahwa sebelum Anda mengurus hal-hal detil yang rumit, pastikan Anda memiliki jawaban atas pertanyaan berikut: Apakah orang-orang menginginkan atau membutuhkan produk saya?
Menyukai co-founder Anda
“Salah satu alasan terbesar mengapa perusahaan gagal di awal adalah perselisihan antara co-founder,” kata Rusenko. Walaupun ada beberapa faktor keberuntungan yang terjadi, namun Rusenko mengatakan bahwa teman Anda tidak selalu dapat menjadi partner bisnis yang baik. Rusenko menekankan pentingnya memiliki rekam jejak yang baik dengan orang-orang yang Anda libatkan dalam bisnis. Sama seperti dalam pernikahan, “komunikasi yang baik merupakan kuncinya.”