Bisnis

4 Alasan mengapa startup saya gagal

Terlibat dalam sebuah startup membutuhkan kemampuan imajinasi yang sehat. Inilah sebabnya mengapa Anda merupakan orang terakhir yang menyadari bahwa startup Anda di ambang kehancuran. Tetapi hal tersebut tidak terjadi pada saya. Ketika akhirnya saya menelepon untuk mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang terlibat dalam startup, saya melakukannya dengan hati yang tenang dan dingin.

Setiap startup tentu memiliki pengalaman baik dan buruk mereka sendiri. Dan ini merupakan pengalaman saya.

Awalnya saya tidak memiliki apa-apa selain co-founder dan beberapa idealisme dan sesuatu yang terlihat seperti ide yang cemerlang. Saya tidak tahu mengapa pada akhirnya kami memiliki banyak karyawan. Saya tidak terlalu menyadarinya karena saya hanya fokus pada pekerjaan saya saja, dan saya hanya berpikir bahwa masalah ini akan selesai dengan sendirinya nanti. Saya tidak sadar bahwa untuk melakukan pekerjaan saya ini membutuhkan banyak orang, dan seorang founder yang melakukan banyak pekerjaan secara gratis tidak akan dapat bertahan selamanya.

Waktu adalah uang. Anda memiliki beberapa kesempatan yang terbuang ketika Anda mengerjakan startup Anda sendiri. Saya tidak akan melupakan pelajaran tersebut. Paul Graham mengatakan bahwa Anda harus mengerjakan sesuatu yang tidak dapat berkembang, tetapi sediakan juga waktu untuk memikirkan bagaimana cara mengembangkannya, dan ingatlah untuk menghargai waktu Anda sendiri. Berikut ini merupakan kesalahan tersebesar yang saya lakukan ketika membangun startup saya:

Saya merekrut banyak orang dan tidak tahu cara berkomunikasi dengan mereka

Saya berpikir bahwa semakin besar tim Anda, semakin sukses Anda. Salah besar! Karena hal tersebut saya harus menghadiri meeting lebih dari 15 anggota tim, dan setiap anggota tim tersebut bingung dengan peran mereka di startup saya.

Saya tidak tahu mana yang dapat berkembang dan mana yang tidak

Saya lupa bahwa waktu adalah uang. Model penjualan yang kami lakukan salah dan kami tidak bisa mengembangkannya lebih jauh lagi dan hal itu membuat saya bekerja lebih keras. Tetapi, tidak ada satu pun pekerjaan yang saya kerjakan memberikan hasil yang baik, bahkan hal tersebut membuat situasinya menjadi lebih buruk. Saya mencoba untuk mendaftarkan usaha saya menjadi sebuah badan dan menyewa pengacara sebelum kami berhasil mendapatkan profit, dan hal ini mengganggu pekerjaan kami semua. Saya menjadi stres dan mengatakan kepada diri saya sendiri bahwa saya harus bekerja lebih keras agar kami bisa bertahan. Kenyataannya, saya tidak bekerja untuk membangun sesuatu. Saya bekerja karena saya berpikir saya harus bekerja lebih banyak.

Saya lupa menjaga diri saya sendiri

Saya mulai melihat bahwa setiap kegagalan dalam startup saya sebagai kesalahan saya sendiri dan hal tersebut berlanjut pada bertambahnya jam kerja sehingga membuat saya menghabiskan banyak energi saya.

Saya merupakan pembelajar lambat yang banyak berargumentasi

Saya menghabiskan banyak waktu saya untuk bekerja, tentu saja saya tahu apa yang saya kerjakan. Kenyataannya tidak seperti itu. Saya tidak tahu apa-apa. Jika saja saya lebih banyak menghabiskan banyak waktu saya untuk mendengar dan memperbaiki kesalahan saya, daripada berargumentasi dan menyalahkan mereka, mungkin startup saya dapat bertahan hingga saat ini. Startup merupakan sebuah eksperimen, sebuah balapan untuk mempelajari sebanyak mungkin yang Anda bisa mengenai pengguna Anda, pasar, dan permintaan mengenai inovasi baru.

Pada akhirnya saya dan tim saya sadar bahwa kami bukanlah orang yang tepat untuk mengeksekusi ide tersebut. Inilah alasan mengapa saya mengambil keputusan untuk mengakhiri startup saya. Saya sangat sedih, namun saya mendapatkan banyak pelajaran yang berharga dari kejadian ini.

Pesan saya kepada teman-teman yang sedang membangun startup saat ini adalah fokuslah membangun idealisme Anda. Sediakan waktu untuk mempelajari dan mengoreksi kesalahan Anda. Anda akan melakukan banyak kesalahan, jadi Anda harus siap untuk belajar dan terus bergerak maju dan raih setiap tujuan perusahaan melalui sebuah road map yang jelas.

Related Articles

Back to top button