Bisnis

5 Cara untuk mengetahui apakah ide Anda dapat menjadi sebuah bisnis atau tidak

Gregg Brockway telah meluncurkan brand-brand besar yang berhasil memecahkan masalah kronis dalam sektor travel. Tetapi sangat melelahkan bagi mereka untuk berpindah-pindah rumah dan hal inilah yang membuat co-founder Hotwire dan TripIt memecahkan masalah di perusahaannya yang baru. “Kami seringkali berpindah-pindah,” kata Brockway. “Setiap kali kami pindah, kami memiliki furniture yang tidak cocok dengan rumah baru kami, dan hal itu membuat saya gila. Istri saya menghabiskan banyak waktu untuk menemukan hal tersebut (hal-hal yang tidak sesuai), memilahnya berdasarkan warna, bahan, dan pada akhirnya kami memberikannya kepada orang lain atau menjual hal tersebut di Craigslist atau toko konsinyasi.”

Kemudian Brockway meluncurkan Chairish, sebuah toko online konsinyasi untuk furniture vintage yang berkualitas dan dekorasi rumah bersama dengan istrinya, Anna. “Ini merupakan ide yang muncul dari pengalaman pribadi dan masalah yang kami hadapi,” kata Brockway.

Ide tersebut langsung mendapatkan perhatian. “Pada hari pertama, kami berhasil menjual barang-barang tersebut tanpa pemasaran… dan dengan trafik yang kecil,” katanya. “Kami hanya, ‘Wow. Kita telah melakukan sesuatu.’”

Hal tersebut membuat mereka percaya bahwa pasar ini dapat berkembang, walaupun mereka tidak melakukan banyak kegiatan riset pemasaran. “Ada banyak cara untuk melihat sebuah bisnis dan melihatnya berhasil,” kata Brockway. “Umumnya, seiring dengan berjalannya sebuah bisnis. Kebanyakan investor ingin bergabung dengan Anda, jika Anda dapat menunjukkan kepada mereka bahwa Anda mampu mendapatkan lebih banyak uang dari pelanggan dan menghabiskan biaya lebih sedikit untuk mendapatkan mereka (pelanggan). Ketika bisnis Anda sudah mencapai titik tersebut, maka untuk mendapatkan investor sangat mudah sekali. Hal yang sulit adalah bagaimana mengatakan kepada mereka sebelum Anda mendapatkan angka-angka tersebut?”

Kami bertanya kepada pengusaha yang berpengalaman untuk memberikan kriteria mereka ketika mereka memulai bisnis baru. Apakah ide Anda sesuai dengan kriteria ini?

Ide Anda memecahkan masalah

Sebuah ide brilian harus memberikan solusi untuk memecahkan masalah dan membuat kehidupan menjadi lebih nyaman, efisien dan terjangkau. “Pada tahap awal, mungkin Anda, seorang pendiri sekaligus pengguna satu-satunya,” kata Jessica Livington, seorang partner di Y Combinator, perusahaan yang berbasis di California, yang telah mendanai lebih dari 700 startup. “Mungkin Anda membangun sesuatu untuk memecahkan masalah Anda sendiri.”

Tetapi kemungkinannya adalah jika Anda menyadari suatu masalah yang harus dipecahkan, maka orang lain dapat menyadarinya juga. Pada tahun 2013, Y Combinator mendanai seorang pendiri perusahaan yang bernama Medisas. Gautam Sivakumar, seorang ahli fisika, yang ingin memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan: serah terima pasien dan informasi kesehatan mereka ke dokter baru pada saat pergantian shift kerja, yang dapat menciptakan kekeliruan yang dapat mengakibatkan 60.000 kematian setiap tahunnya.

Baca juga:  Cara membuat neraca

“Dia mulai membangun startupnya dengan menciptakan software untuk memfasilitasi proses ini sehingga tidak terjadi kesalahan pada penulisan dan tidak ada informasi yang tertinggal,” kata Livingston.

Terkadang butuh sebuah pembelajaran untuk menentukan masalah yang sebenarnya. Ketika Liza Falzone dan partner bisnisnya meluncurkan Revel System yang berbasis di San Fransisco, tujuan pertama mereka adalah menjual aplikasi order untuk restoran. “Kami sedang melakukan pertemuan dengan klien pertama kami untuk menjual aplikasi order,” kata Falzone. “Dia berkata itu merupakan ide yang sangat luar biasa… tetapi yang saya butuhkan adalah aplikasi POS (Point of sales). Dan dia terus menerus berkata bahwa dia sangat benci untuk melakukan deal terhadap perusahaan POS, dan tidak ada satu orang pun yang menelepon dia kembali untuk melakukan follow up. Kemudian saya mengatakan kepadanya bahwa saya akan membuatkan aplikasi tersebut untuknya. Dan saat itulah kami memulainya. Kami sadar bahwa point of sales memiliki begitu banyak masalah. Dan kami melihat hal tersebut sebagai sebuah kesempatan untuk memecahkannya dan membuat kehidupan orang lain menjadi lebih baik.”

Revel System sekaran menjual aplikasi POS iPad untuk film-film bioskop, retail, grosir, restoran, termasuk Baja Fresh Mexican Grill dan Popeye Lousiana Kitchen.

Anda berada disana dalam waktu yang panjang

Jika Anda berpikir bahwa Anda tidak dapat menyediakan waktu dan energi untuk merealisasikan ide Anda, maka jangan lakukan. Livingston seringkali melihat situasi ini di Y Combinator. Ketika sebuah bisnis tidak berkembang dengan cepat seperti yang diinginkan si pendiri, “mereka datang kepada kami dan mereka berkata, ‘saya tidak memiliki passion dengan ide untuk bekerja di kupon lokal. Hal ini tidak menarik bagi saya.’ Kemudian meletakkan tangan saya di kepala dan berpikir, lalu kenapa Anda memulainya?”

“Jujur saja,” dia menambahkan, “Anda akan menemukan begitu banyak masalah dan menemukan orang-orang yang akan merugikan Anda dan semua hal tersebut akan berubah menjadi sesuatu yang buruk jika Anda tidak memiliki kecintaan dan passion terhadap startup yang Anda mulai, jika Anda tidak memiliki passion terhadap ide tersebut, maka saya yakin bahwa Anda akan menyerah.”

Orang-orang tidak sabar untuk segera mendapatkan produk Anda

Orang lain harus memiliki ketertarikan yang sama dengan ide Anda. “Apakah Anda memiliki pengguna kecil yang sangat mencintai produk Anda? Jika iya, maka itu merupakan pertanda yang baik dan Anda dapat mencari cara lain untuk melakukan ekspansi dari sana,” kata Livingston.

Baca juga:  Apa itu customer value?

Mulailah melakukan tes pada ide Anda dan tunjukkan prototipenya kepada teman, keluarga, dan sebisa mungkin kepada calon pelanggan Anda.

Ketika Anda mulai membagikan ide Anda, dengarkan sebuah tanda: suka. “Hal ini memang sulit untuk keluar dari mulut seseorang, namun hal tersebut merupakan hal yang sangat luar biasa,” kata Chairish’s Brockway.

Anda juga tidak boleh gampang putus asa, jika Anda mendapatkan respon yang kurang baik ketika Anda melakukan pendekatan kepada mereka. Pada proses ini Anda akan menemukan orang-orang yang benar-benar ingin membeli produk Anda.

Sebuah validasi tidak selalu datang dari tempat yang Anda harapkan: Brockway mengatakannya melalui pengalamannya ketika mendirikan TripIt pada tahun 2006, sebuah perusahaan yang membantu mengorganisir perjalanan dan membuat perjalanan menjadi lebih mudah, merupakan “Ide yang bodoh, bagi beberapa orang dan venture capitalist di Sillicon Valley. Mereka berkata, ‘mengapa saya membutuhkan orang lain untuk mengorganisir perjalanan saya? Saya memiliki sekreteasi yang dapat melakukan hal tersebut.’ Tetapi kami terus mendapatkan email dari pengguna yang mengatakan, ‘Saya sangat suka ini. Ini sangat luar biasa.’ Dan hal tersebut memberikan kami kepercayaan diri untuk terus maju dan membuktikan kepada orang-orang pintar yang tidak memahaminya.”

Pada tahap testing tersebut, Anda juga akan memahami potensi selling point yang harus Anda sorot ketika Anda melakukan kegiatan pemasaran untuk produk Anda. Ketika Lucash dan partnernya Mike Syzmczak mengembangkan prototipe untuk produk OrigAudio yang pertama, sebuah cardboard sepaker yang dapat dilipat, mereka sadar bahwa mereka telah memasuki pasar konsumen yang eco-friendly. “Kami menunjukkan hal ini kepada 10 orang teman kami dan bertanya apakah mereka mau menggunakannya,” kata Lucash. “Semuanya menjawab, ‘ini merupakan hal yang luar biasa. Tentu saya ingin menggunakannya. Dan saya rasa ini produk ini memiliki potensi yang besar jika dapat diproduksi massal.’”

Buatlah sederhana dan selalu merespon umpan balik

“Banyak orang berkata, ‘Saya dapat membuat Expedia yang lebih baik jika saya dapat menggabungkan mobil, hotel, tujuan, aktivitas, review pelanggan…’ Segala sesuatu yang disebutkan tersebut memiliki masalah yang besar, dan Anda tidak akan dapat melakukan semua hal tersebut dengan baik, jadi Anda tentu tidak akan melakukan sesuatu dengan baik,” jelas Brockway. “Saya merasa bahwa Anda akan mendapatkan penilaian yang buruk jika Anda terus menambahkan fitur dan fungsi kepada inti produk Anda hanya untuk menarik lebih banyak orang.”

Baca juga:  Cara menghitung EBITDA dalam 3 Langkah (Berikut contohnya)

Ketika pada tahap testing, Anda menemukan bahwa pengguna hanya akan berfokus pada satu hal pada produk Anda, maka pertimbangkan untuk menyingkirkan hal-hal yang tidak berguna bagi mereka. “Terkadang Anda melihat sebuah bisnis yang buruk, tetapi mereka memiliki beberapa bagian dari produk atau segmen pelanggan yang berhasil, dan jika Anda terus fokus pada hal-hal yang ada disekitar bisnis tersebut, Anda akan berhasil,” kata Brockway. “Anda memiliki sumber daya dan waktu yang terbatas, dan sebuah perusahaan yang luar biasa pada umumnya hanya dapat melakukan satu atau dua hal dengan baik.”

Livingston menambahkan: “Buatlah sederhana, luncurkan dengan cepat, dapatkan umpan balik dari pengguna, karena tidak ada hal yang lebih baik selain meluncurkan produk dengan cepat dan memahami bagaimana orang-orang akan menggunakan produk Anda.” Sebagai contoh, lihatlah PayPal. “Ketika PayPal pertama kali diluncurkan, Anda dapat mentransfer uang Anda melalui PDA. Mereka berpikir bahwa mereka akan mendapatkan pendanaan dari sana, dan ternyata memang benar. Kemudian mereka mendapatkan telepon dari pengguna eBay yang mengatakan, ‘Hey, saya lihat versi web yang Anda miliki. Kami menginginkan hal tersebut ada di eBay. Kami ingin agar kami dapat menerima uang.’ Akhirnya pendiri PayPal menyadari bahwa seperti inilah orang-orang akan menggunakan produk mereka.”

Waktunya tepat

Apakah pasar tersebut sudah siap? “Banyak ide-ide cemerlang yang sudah pernah mencoba untuk merealisasikan ide mereka, namun tidak berhasil. Kemudian saat ini mereka membangkitkannya kembali, dan kali ini mereka berhasil,” kata Brockway. Jika sebuah ide pernah berada dalam kepala Anda, pikirkan juga bahwa dunia saat ini sangat berbeda dengan ketika ide tersebut pertama kali muncul.

Banyak hal yang dapat mempengaruhi hal tersebut, seperti teknologi yang belum dapat terapkan atau kebijakan pemerintah yang belum mendukung, minimnya pengetahuan, dan lain-lain. Sebagai seorang CEO di startup Anda tidak akan dapat mengontrol apakah ide tersebut akan berada pada waktu yang tepat atau tidak, namun Anda dapat melihat trend dan perubahan yang mungkin memberikan tanda bahwa sudah saatnya Anda merealisasikan ide tersebut ke tahap yang lebih serius.

Related Articles

Back to top button