Bisnis

Menghadapi penolakan: 5 Cara untuk mengubah “tidak” menjadi “ya”

“Kepada pak Kevin: Terima kasih atas penawarannya, tetapi sayang sekali…”

Jika Anda adalah seorang pengusaha, Anda akan mendengar banyak kata “tidak”. Surat penolakan diatas merupakan salah satu contohnya, sama ketika saya pertama kali mengajukan proposal untuk memasang lowongan kerja pada situs saya. Hampir sekitar 2 tahun saya mendengar kata “tidak” sampai akhirnya kata “ya” itu muncul pada email saya.

Dan hal ini menimbulkan pertanyaan: Bagaimana Anda menghadapi penolakan tersebut? Atau yang lebih penting lagi bagaimana Anda mengubahnya menjadi “ya”?

Berikut ini cara untuk mengubah “tidak” menjadi “ya”:

Dapatkan petunjuk

“Tidak” bukan selalu berarti penolakan. Hal ini bisa saja berupa “Saya belum yakin” atau “Saya tidak tahu” atau “Saya belum siap untuk memberikan jawaban saat ini”.

Jadi langkah pertama Anda adalah memastikan apakah “tidak” tersebut merupakan hal yang membutuhkan waktu atau tidak. Pemilik bisnis kecil yang berurusan dengan Anda seringkali mengatakan “tidak” karena hal ini menghemat waktu mereka dan cara yang paling mudah untuk dilakukan.

Saya ingat ketika pertama kali berbicara dengan salah satu manajer HRD mengenai penawaran lowongan kerja mereka di situs saya, beliau kelihatan tertarik dengan penawaran saya, namun beliau tetap berkata tidak. Namun ketika saya mengetahui bahwa beliau benar–benar tertarik, saya sedikit menekan beliau daripada yang biasanya saya lakukan. Saya mengatakan kepada beliau “Apakah ada sesuatu yang dapat saya bantu?” Hanya dengan beberapa waktu saja, beliau akhirnya mengambil keputusan untuk memasang lowongan kerja mereka ke situs saya.

Mungkin bukan mereka, tetapi saya

“Jika Anda sering mendengar kata tidak, mungkin itu merupakan sebuah petunjuk jika ada sesuatu yang salah”, kata George Cotanza. Tantangannya adalah menemukan “sesuatu” yang salah itu. Hal ini bisa menjadi beberapa hal:

  • Sales pitching Anda mungkin terlalu pendek, atau terlalu panjang, atau tidak cukup detil.
  • Produk Anda mungkin terlalu mahal, atau mungkin tidak terlalu baik.
  • Mungkin penawaran Anda tidak cukup meyakinkan mereka.
  • Dan lain–lain

Cara terbaik untuk mengetahui hal ini adalah dengan menceritakannya kepada kolega yang dapat Anda percaya. Jangan pernah untuk memikirkannya sendirian, karena hal ini membutuhkan sebuah feedback. Pelajari hal itu, ubah jika Anda memerlukannya, dan kembalilah ke lapangan.

Baca juga:  Apa itu biaya implisit dan biaya eksplisit?

Hadapi penolakan tersebut

Motivator sekaligus seorang guru sales Zig Ziglar pernah mengatakan sesuatu mengenai penjualan: “Setiap penjualan memiliki lima rintangan dasar: Tidak ada keperluan, tidak ada uang, tidak buru–buru, tidak ada keinginan, tidak ada kepercayaan”.

Dengan memahami “tidak” tersebut, Anda tidak perlu merasa khawatir dengan penolakan, justru Anda malah dipersenjatai untuk menghadapi penolakan tersebut. Jika Anda mengatasi ketakutan mereka dengan benar, apa pun itu, maka kata “tidak” belum tentu menjadi jawaban akhir mereka.

Buat menjadi lebih baik

Saya membaca sebuah Chicken Soup for the Soul karangan Jack Canfield baru–baru ini. Canfield berbagi sebuah prinsip yang dia gunakan untuk mengubah “tidak” menjadi “ya”. Dia menyebutnya “10”. Setelah dia memberikan pitch atau proposal, dia bertanya kepada prospeknya, “Apakah proposal saya bernilai 10? Jika tidak, bagaimana saya bisa membuatnya menjadi 10 untuk Anda?”.

Jangan terlalu serius

Pada akhirnya, sebuah kata “tidak” merupakan awal untuk mengantar Anda menuju “ya”. Tersenyum dan telepon, tersenyum dan telepon lagi, selama Anda terus mencoba, Anda pasti akan mendapatkan sesuatu.

Related Articles

Back to top button