Inspirasi

Tips untuk menghadapi stress di tempat kerja

Sekitar 25% orang dewasa dilaporkan memiliki gejala stress, gelisah, dan depresi setiap tahunnya.

Stress merupakan mekanisme pertahanan tubuh alami yang membantu kita untuk dapat bertahan dan memberitahukan kepada kita mengenai suatu bahaya dan memicu diri kita untuk melawan kondisi tersebut atau memberikan sebuah respon. Ketika hal ini terjadi, kita akan mengalami sensasi secara fisik seperti meningkatnya detak jantung, mual, tekanan pada otot, sakit kepala, sesak, dan berbagai macam reaksi lainnya. Perasaan inilah yang kita sebut sebagai stress.

Tetapi hal yang terjadi pada Anda tidaklah penting, namun bagaimana Anda bereaksi menghadapinya yang justru menjadi hal yang sangat penting. Jadi mengapa kita tidak mengubah cara kita bereaksi ketika kita mengalami stress tersebut?

Hasil riset menunjukkan bahwa sesuatu yang memicu kita untuk melawan kondisi stress tersebut atau bagaimana kita merespon akan mengaktifkan bagian depan otak kita, yang mana akan mengubah cara kita berpikir. Ketika hewan merasa terjebak atau terancam, maka mereka akan memberikan respon untuk bertahan, menyerang, melarikan diri, atau pasrah menerima kenyataan. Respon yang dilakukan oleh manusia pun ternyata tidak jauh berbeda, yaitu defensif, agresif, destruktif, dan resisten untuk membantu.

Masalah tersebut dapat terjadi karena kehidupan di dunia saat ini membuat kita menjadi sangat mudah untuk terancam. Sebagai contoh, kita dapat merasa terancam dalam pekerjaan, meeting, lingkungan yang tidak nyaman, mengalami kejadian yang berulang, kekecewaan atau kegagalan.

Jadi apa yang harus kita lakukan?

Kabar baiknya adalah dengan menangani dengan baik sensasi fisik dan pola berpikir negatif yang kita alami pada saat stress, kita dapat menghentikan rasa stress tersebut dan mengembalikan kemampuan kita untuk berpikir dengan jernih.

Tips untuk menangani stress di tempat kerja adalah:

  1. Ketika muncul gejala fisik atau mengalami kepanikan, terima perasaan tersebut dan jangan melawannya. Terima hal tersebut sebagai sesuatu yang alami akan menghilanggakan rasa canggung, yang mana akan membantu Anda untuk fokus pada langkah berikutnya.
  2. Bernapaslah secara perlahan untuk lima detik dan menghembuskan napas secara perlahan untuk 10 detik. Lakukan hal ini secara berulang lima sampai 10 menit. Memperlambat pernapasan merupakan salah satu cara untuk melawan respon fisik yang Anda rasakan dan mengembalikan kondisi Anda ke keadaan normal. Kemudian jika pikiran Anda sudah cukup tenang, Anda dapat memasukkan pikiran-pikiran positif.
  3. Berhenti untuk menganalisa pemikiran Anda. Ketika melakukan pernapasan secara perlahan dalam waktu lima hingga 10 menit, biarkan pemikiran Anda datang dan pergi begitu saja, jangan menahannya. Hal ini akan membantu Anda untuk tidak menjadi defensif, agresif, destruktif, dan resisten untuk membantu, yang biasanya tidak rasional dan hentikan pemikiran negatif.
  4. Pikirkan satu hal positif yang sangat berkesan dalam ingatan Anda dan fokuslah pada hal tersebut terus menerus dalam keadaaan panik atau stress. Psikologi telah menunjukkan bahwa pengalaman optimis memiliki rasio 3:1 terhadap emosi negatif. Dengan melakukan fokus pada hal-hal yang bersifat positif akan membantu Anda mengembalikan keseimbangan emosi Anda.
  5. Ketika Anda sudah mulai tenang secara mental dan fisik, tanyakan pada diri Anda, apa yang membuat Anda khawatir dan apa yang dapat Anda lakukan mengenai hal tersebut. Fokuslah pada apa yang dapat Anda lakukan daripada apa yang akan membuat kepercayaan diri Anda hancur.
  6. Berhenti untuk fokus pada kegagalan masa lalu atau masalah yang akan datang. Dengan menerima setiap keadaan, maka Anda akan memprogram pikiran Anda untuk lebih resisten terhadap stress karena Anda dapat menerima naik atau turunnya kehidupan.
  7. Habiskan 15 menit setiap hari untuk melakukan refleksi hal yang positif. Kondisi ini akan membuat otak Anda menjadi lebih familiar dengan otak kiri Anda yang lebih rasional dan tentu saja akan membuat pemikiran negatif menjadi lebih sulit untuk berada lebih lama dalam pikiran Anda.

Related Articles

Back to top button