Bisnis

Apakah partner bisnis Anda membantu atau malah menghancurkan bisnis Anda?

Sejarah penuh dengan keajaiban partnership yang menerobos inovasi, melakukan hal yang luar biasa dan menangkap imajinasi kita: Orville dan Wilbur Wright, John Lennon dan Paul McCartney, Trey Parker dan Matt Stone, Captain Kirk dan Mr. Spock.

Beberapa sangat terkenal sementara yang lain dapat memiliki hubungan yang tidak baik. Beberapa melegenda, sementara yang lain dapat dengan cepat menghilang. Mereka unik dan tidak dapat diprediksi secara individual, tetapi ada satu hal yang pasti: partnership bekerja untuk satu hal.

Memang benar beberapa entrepreneur seperti Bill Gates dan Paul Allen, Steve Jobs dan Steve Wozniak, dan Larry Page dan Sergey Brin. Dan masih banyak daftar lainnya. Akan merasakan seiring dengan berkembangnya perusahaan bahwa sebuah partnership terasa menjadi tidak efektif, ketika yang satu memimpin dan yang lain harus mengikuti atau keluar.

Ketika dua kepala lebih baik daripada satu:

Dalam Startup, ketika Anda mencoba untuk menembus batas, ide kreatif, atau memasarkan produk. Maka partner Anda dapat membantu membangkitkan ide seseorang dan menghasilkan sesuatu yang positif. Seringkali berpartner dapat meraih sesuatu bersama yang mana tidak akan mereka raih jika mereka tidak berpartner.

Akan selalu ada pengecualian, tentu saja, orang-orang seperti Mark Zuckerberg dan Richard Branson yang mengubah dunia dan menciptakan kerajaan bisnis dengan usaha mereka sendiri. Saya berani bertaruh bahkan individual unik tersebut biasanya memiliki partner juga. Kenyataannya, hampir setiap orang memiliki seseorang untuk bertukar pikiran dan memberikan kita inspirasi.

Keuntungan lainnya adalah dengan memiliki partner Anda dapat berbagi tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan bisnis sehingga beban Anda dapat berkurang setengahnya. Kebanyakan partner bisnis memiliki skill, pengalaman, dan perspektif yang saling melengkapi. Sebagai contoh, satu orang mungkin ahli strategi dan visioner yang memberikan petunjuk dan arah bisnis Anda, sementara yang lain merupakan orang yang mampu memimpin agar setiap orang mengeksekusi setiap rencana yang sudah dibuat. Sebuah perusahaan membutuhkan kedua hal tersebut, dan sangat jarang melihat satu oang mampu melakukan kedua hal tersebut.

Baca juga:  Aset lancar vs Aset tidak lancar

Kemudian ada juga faktor emosional. Startup itu seperti rollercoaster. Sangat sulit untuk selalu berpikir positif dan termotivasi untuk bertahan menghadapi rintangan yang banyak dan brutal dalam waktu yang lama. Seorang partner yang baik akan selalu memacu satu sama lain. Mereka juga dapat saling membackup satu sama lain ketika mereka harus berada di dua tempat yang berbeda dalam waktu yang bersamaan, yang mana akan sering terjadi.

Sudah jelas, bahwa ada beberapa alasan mengapa sebuah partnership masuk akal untuk dilakukan diawal ketika menjalankan bisnis. Tetapi, kemudian sesuatu berubah. Perusahaan startup Anda berkembang menjadi sebuah perusahaan.

Saat dimana satu orang pemimpin mulai mengambil alih:

Selama beberapa tahun, saya bekerja dengan banyak tim manajemen dari perusahaan kecil dan besar, dari startup hingga perusahaan raksasa. Saya sudah melihat banyak perusahaan yang tumbuh berkembang dan melakukan transisi dengan semua konfigurasi manajemen yang dapat dipikirkan.

Saya menemukan bahwa partnership sangat cocok untuk perusahaan startup, namun ketika perusahaan sudah berkembang maka keajaiban sebuah partnership akan menghilang, bahkan untuk beberapa kasus dapat menjadi racun.

Mengapa hal tersebut terjadi? Terkadang hal ini terjadi hanya karena gaya atau konflik personal. Lainnya dapat terjadi karena kenyataan sederhana bahwa orang-orang dapat berubah. Ada banyak sekali variabel yang dapat menyebabkan hal tersebut, sehingga sangat sulit untuk dikatakan.

Dua kepemimpinan menunjukkan kompleksitas dan kebingungan yang membuat Anda akan kesulitan untuk menjalankan sebuah organisasi. Saya pernah bekerja dengan perusahaan yang memiliki pemimpin yang kuat dan berbagi tanggung jawab satu sama lain, namun saya melihat bahwa hal ini malah menimbulkan kekacauan. Pada akhirnya mereka menarik karyawan ke arah yang berbeda.

Sederhananya, ketika ada kekurangan akuntabilitas atau tanggung jawab yang jelas, maka hal yang buruk akan terjadi. Hal ini akan membuat karyawan sulit untuk beroperasi secara efektif dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama.

Ada beberapa cara untuk mencapai tujuan tersebut, namun satu hal yang pasti: Ketika ada member manajemen yang tidak setuju untuk suatu hal yang penting, harus ada satu pemimpin yang mengambil keputusan untuk menentukan arah tujuan. Orang-orang yang tidak setuju dapat mengikutinya atau keluar.

Related Articles

Back to top button