Bisnis

3 Tanda Anda harus menutup bisnis Anda

Saya belum pernah berbicara dengan pengusaha yang tidak berpikir akan keluar dari bisnisnya, terutama jika bisnisnya baru beberapa tahun. Umumnya, kurangnya modal dan faktor kelelahan menjadi alasan utama mengapa pemilik bisnis menyerah.

Rene Syler, CEO dan pendiri brand lifestyle Good Enough Mother, mendiskusikan dalam postingan blognya baru-baru ini, bahwa dia terkejut ketika orang-orang mengeluh mengenai sulitnya membangun sebuah brand:

“Ini merupakan hal yang sulit! Memang seharusnya seperti itu. Jika tidak seperti itu, maka semua orang dapat melakukannya. Untuk membangun brand tidak ada timeline dan batas waktu. Anda harus terus melakukannya hingga brand tersebut tercipta. Atau berhenti.”

Membuat keputusan untuk berhenti dari bisnis Anda bukanlah keputusan yang mudah. Pemilik dan penerbit Julie Wilson membuat keputusan yang sulit untuk menutup bisnis majalah gaya hidup Kentucky, Story, setelah berjalan hampir empat tahun.

“Passion saya dalam bercerita tidak lagi menjadi hal yang membuat saya menjalankan bisnis ini, dan saya merasa bahwa saya sudah tidak jujur kepada diri saya sendiri,” katanya, dan pada saat itu dia tahu bahwa sudah waktunya dia untuk berhenti.

Jika Anda adalah pemilik bisnis yang tidak yakin bahwa sudah saatnya Anda menutup bisnis Anda, berikut ini merupakan tanda-tanda bahwa sudah waktunya Anda menutup bisnis Anda.

Anda tidak mengenali diri Anda sendiri

Sebagai pemilik bisnis, Anda tentunya ingin menjadi orang yang lebih baik lagi. Anda mungkin akan terlihat berbeda, tetapi Anda masih mengenali diri Anda sendiri. Wilson mengatakan bahwa dia sudah menjelma menjadi orang lain yang tidak dia kenal lagi.

“Saya menyadarinya di akhir, bahwa saya bekerja begitu keras untuk menyelamatkan bisnis hingga saya menjelma menjadi orang yang sangat berbeda,” katanya. “Saya tidak lagi menjadi seorang istri dan ibu yang diinginkan. Saya merasa tidak nyaman dengan diri saya saat itu, Julie yang saya kenal tidak akan menggunakan istilah seperti ‘P&L statements’ atau ‘account receivable,’ tetapi saya melakukan apa yang harus saya lakukan. Saya membuat draft rencana bisnis, dan kemudian membuat rencana strategik, dan semua hal ini menjadi rutinitas harian agar Anda tetap berada pada jalur yang tepat.”

Baca juga:  Manajemen logistik adalah: Definisi, tujuan, dan strategi

Terlalu banyak yang harus ditangani

Sebagai pemilik bisnis, Anda tidak boleh dan tidak seharusnya melakukan semua pekerjaan sendirian. Hal itu merupakan bencana. Sebuah bisnis butuh seseorang untuk merencanakan strategi yang harus dilakukan saat ini dan di masa depan, menangani proyek harian, pasar dan promosi dan menangani keuangan. Jika bisnis yang Anda lakukan berkembang, maka Anda membutuhkan tim yang lebih besar.

“Ketika saya masih menjalankan bisnis, saya memiliki dua orang staff yang melakukan banyak hal mulai dari penjualan hingga penerbitan,” kata Wilson.

Dengan jumlah staff yang kecil, dia mengakui bahwa kegiatan pemasaran sangat sulit dilakukan.

“Salah satu masa yang paling sulit kami lalui adalah ketika kami menerima pesanan dengan jumlah yang sangat besar, namun kami memiliki tim yang terlalu kecil untuk memenuhi pesanan tersebut,” kata Wilson.

Kehilangan rasa gairah

Memang sangat menyenangkan mengatakan bahwa Anda memiliki sebuah bisnis, memberikan kartu nama bisnis Anda dan menemukan website Anda dalam hasil pencarian Google. Tetapi sebagai seorang pemilik bisnis, Anda bertanggung jawab terhadap segala sesuatunya, termasuk memproduksi barang dan jasa, membayar gaji, menyediakan jaminan kesehatan dan memberikan layanan pelanggan yang baik. Banyak hal yang harus dilakukan dan dijaga.

“Saya merupakan seorang jurnalis (profesi), tetapi sebagai pemilik bisnis, saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengurus bisnis saya daripada menjadi kreatif sebagai seorang jurnalis,” kata Wilson. Pada awalnya sangat, hal ini sangat menyenangkan, seperti saya melakukan riset untuk sebuah artikel yang membahas seperti apa seorang CEO. Quickbooks, payroll, laporan pendapatan, saya mempelajari semua hal tersebut. Saya selalu merasa bahwa kepribadian saya yang kreatif dapat membantu saya dalam memainkan peran sebagai pemilik bisnis. Dan saya memang berpikir seperti itu, mungkin karena saya memenangkan penghargaan 2014 NAWBO Small Business of the Year, namun ketika tuntutan bisnis mulai banyak menyita waktu saya dalam mengembangkan konten, maka percikan kreatifitas dalam diri saya mulai menghilang.

“Ketika berperan sebagai CEO menjadi sebuah beban dan tidak lagi menjadi bagian dari diri saya, maka itu merupakan sebuah tanda,” kata dia. “Satu area dimana saya merasa ini merupakan jati diri saya adalah keberanian yang besar, dan butuh banyak keberanian untuk mengambil keputusan berhenti, sama ketika saya mengambil keputusan untuk memulai bisnis ini. Untuk pertama kalinya dalam 15 tahun, saya tidak lagi bekerja di perusahaan percetakan majalah, dan saya merasa tidak masalah dengan hal tersebut.”

Baca juga:  Cara menghitung ROA (Return on Assets)

Untuk beberapa pengusaha, berhenti bukanlah sebuah pilihan. Ketika saya bertanya kepada Rene Syler, orang yang telah membangun brand Good Enough Mother untuk 10 tahun terakhir dan menanyakan apakah dia juga pernah mengalami tanda-tanda yang sudah disebutkan di atas.

“Ya, saya pernah mengalaminya. Semua hal yang sudah disebutkan di atas. Tetapi mereka menganggap bahwa mungkin saya merasa lelah,” kata Syler. “Bagaimana cara saya mengatasi hal tersebut? Saya mengambil waktu untuk istirahat. Saya paham betul dengan apa yang saya lakukan, membangun sebuah brand membutuhkan waktu. Membangun sesuatu yang memiliki nilai membutuhkan waktu. Jadi ketika saya merasa lelah, saya akan mundur sejenak, dan memahami bahwa ini merupakan maraton, bukan sprint.”

Syler juga percaya dengan mengukur kesuksesan Anda dalam waktu yang realistis.

“Terkadang, saya melihat kembali ke belakang, dimana saya berada satu tahun yang lalu dan membandingkannya dengan tempat saya berada saat ini. Hal tersebut memberikan saya sebuah gambaran yang akurat dan mengingatkan saya, bahwa saya membuat banyak pencapaian, walaupun mungkin tidak secepat yang saya inginkan,” katanya. “Saya sering memberikan beberapa pertanyaan yang sulit ketika saya merasa ingin berhenti: Apa yang akan Anda lakukan ketika Anda sudah menyerah? Apakah Anda rela mengorbankan ego Anda untuk meraih kesuksesan Anda demi sebuah gaji tetap dengan sedikit kebebasan? Apa yang Anda rasakan ketika Anda merasa kelelahan? Dapatkah Anda mundur sejenak dan beristirahat? Berhenti bukanlah sebuah pilihan untuk diri saya saat ini dan saya belum melihat kapan waktunya saya untuk berhenti.”

Mengucapkan perpisahan kepada bisnis yang Anda jalankan dapat menjadi sesuatu yang emosional dan menjadi perjalanan yang luar biasa.

Related Articles

Back to top button